TELEPON : 021 749-8780. MOBILE : 0812-1985-9687

Senin, 20 September 2010

Ditemukan Mayat Tanpa Identitas Dipuncak Gunung Pangrango

Sesosok jasad laki-laki tanda identitas ditemukan di kawasan Gunung Gede Pangrango, Cisarua, Kabupaten Bogor. Tim SAR di bawah koordinasi Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) akan mengevakuasi jasad korban pada Selasa (21/9/2010).  Kepala Balai Besar TNGGP Sumarto melalui telepon Senin siang mengatakan, jasad tersebut ditemukan salah satu tim SAR-nya pada Minggu lalu. Tim tidak langsung mengevakuasi jasad korban sebab saat itu masih memfokuskan pada kasus pendakian ilegal yang dilakukan dua anggota Mapala UI, Ali Budi dan Rendy. 
Jasad tersebut belum diidentifikasi tim SAR yang menemukannya. Yang dicatat hanyalah lokasi jasad tersebut, yang mengenakan kaus, celanja jins biru, dan bersepatu. Belum bisa dipastikan juga, apakah jasad laki-laki terse but korban pembunuhan. Sore ini akan dibentuk tim yang bertugas untuk mengevakuasinya, bersama polisi dari Polres Bogor.
Sumarto mengatakan, berdasarkan laporan tim SAR yang menemukannya, lokasi temuan jasad korban sekitar satu jam perjalanan dari posko Balaikambang Cisarua, Bogor. Pihaknya berkewajiban untuk mengevakuasi jasad tersebut, karena kemungkinan ada keluarganya yang mencari-cari keberadaan korban. 
"Masih belum jelas, jasad tersebut seorang pendaki atau penduduk setempat. Kalaupun dia ternyata pendaki, pastinya kegiatannya ilegal, sebab tidak ada laporan pendakiannya dan kami juga tidak atau belum mendapat laporan dari warga atau masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya," tutur Sumarto.

Jalur pendakian ekstrem 
Adapun mengenai penanganan kasus Ali Budi dan Rendy, dua anggota Mapala UI yang merepotkan ratusan orang anggota tim SAR pencarinya, Kepala Balai Besar TNGGP Sumarto, mengatakan dalam minggu ini pihaknya akan memanggil dan memeriksa resmi keduanya. Sebab, ada yang dilanggar kedua pencita alam itu, yakni tidak melapor pendakiannya ke petugas Balai Besar TNGGP.  Namun demikian, pemeriksaan terhadap keduanya bukan ditekankan pada penghukuman, tetapi pembinaan untuk lebih menumbuhkan semangat cinta alam di kalangan generasi muda. Ali dan Rendy antara lain diharuskan menjelaskan rinci, bagaimana kondisi alam dan teknik survival keduanya selama pendakian. Dari pemeriksaan awal mereka Minggu lalu, pihak TNGGP menilai dua pendaki Mapala UI tersebut cukup berpengetahun dan berpengalaman dalam pendakian dan petualangan alam. Keduanya, memperaktikan ilmu pendakian yang dikuasainya dan memperoleh ilmu selama pendakian di Gunung Gede Pangrango itu. 
Berkaitan dengan hal itu, Balai Besar TNGGP mempertimbangkan melegalkan jalur-lajur pendakian ekstrem untuk para petualang dan pencita alam sejati yang memang sudah memiliki ilmu, pengetahuan, dan pengalaman cukup dalam mendaki gunung dan menaklukan alam liar. 
"Untuk petualang dan pencinta alam sejati, atau pendaki profesional, seperti para anggota Mapala UI dan Wanadri terlatih, memang jalur-jalur pendakian yang masuk dari pintu Cibodas, Salabintana, dan Gunung Putri (semuanya di Sukabumi), sudah bukan tantangan lagi. Pendaki model itu, membutuhkan jalur-jalur ekstrem, yang perlu kami akomodir," tuturnya. Menurut Sumarto, dari penuturan Ali dan Rendy, selama pendakian keduanya, cuaca di Gunung Gede Pangrango sangat ekstrem, yakni hampir setiap hari hujan, bahkan lebat dan pernah satu hari penuh hujan tidak berhenti. Keduanya juga mendapatkan banyak lokasi jalan setapak atau tanah longsor. 
"Kalau ilmu pendakiannya kurang, keduanya bisa 'lewat', apalagi sempat gantian mengalami hiportemia. Dalam cuaca ekstrem tersebut, keduanya mengaku terus bergerak, jalan terus sampai jauh malam. Bekal minum benar-benar habis pada Minggu sekitar pukul 13.00. Makanan tinggal sedikit. Keduanya baru mendapat minum ketika bertemu petani di ladang sekitar pukul 15.15. Lalu keduanya melanjutkan perjalanan masuk Desa Bojong Murni (Ciawi) dan bertemu warga lainnya dan anggota tim SAR di desa itu," tuturnya.

5 komentar:

Reza Pah mengatakan...

Pertanda apa ini?!apakah ini tanda manusia sudah mengecilkan alam?

Pangeran Matahari mengatakan...

Boleh juga tuh...melegalkan jalur2 pendakian ekstreem di Gede - Pangrango.

Dunia Outbound mengatakan...

Pelajaran buat teman - teman petualang. Betapa pentingnya skill dan kemampuan navigasi serta tehnik survival di lapangan. Smoga jadi pelajaran yang berharga...

Cirugia De La Selva mengatakan...

bagi2 ilmu dong, biar sya bsa sperti kalian ..

Cirugia De La Selva mengatakan...

Boleh dong, bagi2 ilmu, biar saya bisa sperti kalian ..

Posting Komentar

Telepon : 021 749 - 8780. Mobile : 0812 - 1985 - 9687 outbound,penyelenggara outbound,outing,gathering,sarana petualang,arung jeram

Photobucket   

Saung GOA on Facebook
Berbagi di Facebook Bagikan