TELEPON : 021 749-8780. MOBILE : 0812-1985-9687

Sabtu, 07 Agustus 2010

Pendaki Gunung

Terlihat gagah, berseragam baju lapangan serta membawa tas besar dipunggungnya. Katanya, hanya orang - orang berani yang bisa mengeluti hobby yang satu ini. Hobby yang sangat menantang, karena selain mengandalkan kekuatan phisik, kegiatan satu ini juga sangat membutuhkan kekuatan mental para penggiatnya.

Teringat waktu kecil dulu, betapa senangnya saya ketika diajak Bapak berkunjung ke Cibodas. Bukan karena tempatnya yang dingin dan indah, tapi karena disana pertama kali saya banyak melihat orang - orang menggunakan slayer dan membawa tas besar berlalu lalang sekitar pintu masuk Gunung Gede - Pangrango. Betapa takjubnya saat itu, Sama sekali tidak terbayang, betapa kuatnya mereka, berjalan kaki, sambil membawa beban sebanyak itu, menuju puncak gunung yang terlihat sangat tinggi dan berdiri dengan kokohnya. 

Saat itu terlintas dibenak saya, " ada apa sih di gunung - gunung, sehingga banyak orang yang dengan sengaja, melewati berbagai macam rintangan, jalan menanjak, hutan yang gelap, jurang yang curam, udara dingin, serta apalah itu, rela bersusah payah menuju kepuncaknya. Apa yang menarik dari gunung - gunung ?! ".

Ada yang bilang, dipuncak gunung tumbuh bunga abadi, bunga yang hanya bisa tumbuh dipuncak gunung. Namanya bunga Edelweiss. Tapi saya ragu, apakah hanya karena bunga tersebut banyak orang yang rela "menyiksa" dirinya untuk mencapai puncak gunung?. Lalu ada yang bilang, pemandangan diatas gunung itu sangat luar biasa. Matahari terbit terlihat sangat indah jika kita berada dipuncak gunung. Saya tetap ragu, apakah keindahan matahari terbit lebih indah dari matahari tenggelam yang bisa dilihat dari pinggiran pantai tanpa harus bersusah payah untuk menantapnya.

Bertahun saya cari jawaban atas pertanyaan itu. Berpuluh, mungkin beratus orang saya tenyakan dengan pertanyaan yang sama. Mulai dari orang tua, guru disekolah, kakak pembina pramuka, orang - orang ber-tas besar yang saya temui dimana saja. Namun belum ada jawaban yang dapat memuaskan hati saya. Hingga suatu ketika saya bertemu seorang ber-tas besar yang tinggal tidak jauh dari rumah saya. Saya tanyakan beliau dengan pertanyaan yang sama, namun kali ini saya tidak mendapatkan jawaban seperti sebelum - sebelumnya. Beliau hanya bilang :

 " Kamu akan tahu mengapa banyak orang - orang yang rela bersusah payah menghadapi rintangan dan banyak halangan untuk mencapai puncak gunung jika kamu melakukannya sendiri, karena kamu tak akan tahu betapa nikmatnya rasa sebuah masakan jika kamu tidak melahapnya ".

Hari itu, sebuah pencerahan menghampiri saya. Gunung telah memberi saya sebuah pelajaran besar diumur saya yang relatif muda, saat itu umur saya belum genap 12 tahun.  Hari itu, saya mendapat sebuah jawaban yang sangat memuaskan!.

Dan, satu tahun setelah mendapat jawaban tersebut, akhirnya saya bisa menginjakkan kaki dipuncak gunung Gede. Setelah melewati jalan setapak menanjak, hujan yang turun tanpa henti sepanjang perjalanan, air mata yang hampir menetes karena lelah yang seakan tak sirna, perasaan menyerah dan berfikir untuk kembali turun yang selalu menggoda, serta banyak lagi perasaan lainnya yang tak bisa saya ungkapkan. Akhirnya saya bisa merasakan apa yang selama ini membuat saya penasaran.

Tapi bukan mencapai puncak, lalu melihat bunga edelweiss dan matahari terbit  yang membuat saya merasa puas dan senang. Ada perasaan lain yang ternyata lebih memuaskan mengisi rongga dada saya. Betapa saya, dengan segala kekurangan dan kelemahan, berbekal tekad, kemauan dan persiapan perbekalan serta latihan phisik 3 bulan sebelum pendakian akhirnya bisa menundukkan hati disepanjang jalur pendakian. Merenung ditengah rimba raya, menikmati rasa takut, mensyukuri ciptaan - Nya, mengambil hikmah dari tiap hembusan nafas yang terengah. Mengambil pelajaran dari tiap langkah kecil yang saya ayunkan.

Dan itu berulang sampai dengan pendakian - pendakian berikutnya.

Hari itu, 22 tahun yang lalu, hari yang sangat berkesan dan sangat menentukan jalan hidup saya. Pertama kali saya dapat memahami arti perjuangan yang sesungguhnya. Banyak pelajaran besar yang saya ambil dari perjalanan kecil tersebut. 

Terima kasih Tuhan atas kesempatannya...
Terima kasih atas alam yang telah Engkau ciptakan...
Terima kasih atas banyak ilmu yang Engkau simpan didalamnya...


Ruang kerja 01.47 BBWI sambil nikmatin merdunya suara Abah Iwan dengan Melati dari Jayagiri'nya..

1 komentar:

One_love mengatakan...

Salam Lestari, Kang...

Posting Komentar

Telepon : 021 749 - 8780. Mobile : 0812 - 1985 - 9687 outbound,penyelenggara outbound,outing,gathering,sarana petualang,arung jeram

Photobucket   

Saung GOA on Facebook
Berbagi di Facebook Bagikan